Pages

Tuesday, January 18, 2011

Crème Caramel


Saya termasuk pencinta crème caramel namun sering ragu2 utk membuatnya sendiri. Mungkin karena dulu jaman saya kecil, ibu saya pernah membuatnya dan caramel-nya keras membatu. Jadi, di bagian itu, terbilang gagal. Mungkin pengalaman tsb menjadi semacam warning bagi saya yg menandakan bhw membuat caramel itu sulit. Namun kalau diingat2 lagi, jaman SD pula saya sering bereksperimen membuat caramel dgn gula pasir, sendok stainless steel dan lilin. Jadi, sendok berisi gula pasir saya pegangi di atas api lilin. Dan selalu berhasil. Caramel yang telah jadi biasanya saya tuang ke lantai yg sudah bersih, dibuat kepingan2 kecil, dan kemudian saya menunggu sampai dingin. Bila sudah dingin, kepingan caramel itu saya masukkan ke mulut, happ... Enak... ^_^

Enough talking. Now about the main subject.

Berhubung gengsi utk meminta resep andalan ibu mertua, dan kebetulan ada buku resep bonus dari majalah Marie Claire Idées edisi akhir tahun lalu, jadi saya pikir lebih baik jajal crème caramel dari buku tsb saja. Sekalian ngetes, resepnya benaran enak atau tidak.

Pertama mencoba, semua sudah sesuai instruksi. Untuk urusan bikin caramel-nya, saya memantau panduan di site David Lebovitz. Sukses! Kemudian semua berjalan sesuai resep.

Setelah oven berbunyi, ternyata crème caramel masih liquid sekali. Bahkan konsistensinya masih di bawah vanilla flan-nya sobat suami. Akhirnya saya browsing2 di Youtube dan mengulang2 semua bagian di video ini untuk mencari tahu dimana kesalahan saya (or, resep). Sampai midnight, saya masih mantengin Youtube :D

So, keesokan paginya, saya putuskan recooking. Maksudnya, saya masukkan lagi wadah crème caramel ke oven dengan suhu lebih tinggi, yaitu 180 dercel, dan lamanya 1 jam (di buku resep 45 menit, 160 dercel). Air utk bain-marie, saya didihkan dulu spt dalam video Youtube (link di atas). Dan hasilnya... syukurlah... Okeh!

Untuk crème caramel pertama saya ini, saya tidak menggunakan cetakan2 kecil untuk mempersingkat waktu. Apalagi saya tidak menemukan cetakan2 Serikaya yang sesuai utk "saudara"-nya ini (hm, mungkin ada di salah satu box di gudang, belum dibongkar paska pindahan).

Walau tampilannya agak brulée, namun saya suka sekali rasanya. Tidak terlalu manis. Pas :)

No comments: